Ki Hajar Dewantara Mendefinisikan Pendidikan sebagai Tuntunan

Allif Maula Hafsah

0 Comment

Link
Ki Hajar Dewantara Mendefinisikan Pendidikan sebagai Tuntunan

Ki Hajar Dewantara Mendefinisikan Pendidikan sebagai Tuntunan: Makna, Filosofi, dan Relevansinya dalam Pendidikan Modern

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan individu dan masyarakat. Salah satu tokoh pendidikan Indonesia yang sangat berpengaruh adalah Ki Hajar Dewantara. Ia tidak hanya dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional, tetapi juga sebagai seorang pemikir besar yang menawarkan konsep pendidikan yang kaya akan nilai-nilai moral dan budaya. Salah satu pemikirannya yang terkenal adalah definisi pendidikan sebagai tuntunan. Ki Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan sebagai tuntunan, yang berarti bahwa pendidikan adalah proses memberikan arahan atau petunjuk bagi peserta didik untuk mengembangkan diri mereka sendiri.

Definisi ini tidak hanya sekadar panduan dalam proses pembelajaran, tetapi juga mencerminkan filosofi yang mendalam tentang tujuan pendidikan yang sebenarnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai bagaimana Ki Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan sebagai tuntunan artinya, filosofi di balik konsep ini, serta relevansinya dalam sistem pendidikan modern.

Latar Belakang Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Sebelum kita memahami lebih jauh bagaimana Ki Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan sebagai tuntunan, penting untuk mengetahui latar belakang pemikirannya. Ki Hajar Dewantara, yang lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat pada 2 Mei 1889, merupakan seorang tokoh pergerakan nasional yang memiliki peran penting dalam pendidikan di Indonesia. Ia mendirikan Taman Siswa pada tahun 1922, sebuah lembaga pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pendidikan bagi rakyat jelata, terutama di masa penjajahan Belanda.

Ki Hajar Dewantara sangat dipengaruhi oleh pengalaman hidupnya, termasuk diskriminasi yang dialami oleh rakyat Indonesia di bawah pemerintahan kolonial. Pendidikan pada masa penjajahan lebih mengutamakan kalangan elit dan sering kali hanya berfungsi untuk mendidik rakyat jajahan agar menjadi pekerja yang patuh. Berangkat dari kondisi inilah, ia mengembangkan pandangan bahwa pendidikan seharusnya membebaskan manusia dan mengarahkan mereka untuk menjadi individu yang merdeka, baik secara fisik maupun mental.

Dalam hal ini, Ki Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan sebagai tuntunan dengan maksud bahwa pendidikan harus mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka secara alami, tanpa paksaan, namun tetap dalam koridor bimbingan yang benar. Pendidikan bukan sekadar pengajaran formal di dalam kelas, melainkan sebuah proses mendidik manusia seutuhnya, baik dari segi intelektual, emosional, maupun spiritual.

Pengertian “Tuntunan” dalam Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

Konsep tuntunan dalam pandangan Ki Hajar Dewantara mengandung makna yang lebih dalam daripada sekadar instruksi atau pengajaran. Ketika Ki Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan sebagai tuntunan, artinya pendidikan tidak hanya memberikan informasi kepada peserta didik, tetapi juga mengarahkan mereka untuk menemukan jati diri dan potensi terbaik mereka. Tuntunan berarti memberikan arah yang jelas, tetapi tidak mengekang kebebasan dan kreativitas individu.

1. Pendidikan sebagai Proses Pemanduan

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan seharusnya menjadi proses pemanduan, bukan sekadar pemberian pengetahuan satu arah. Pendidikan adalah usaha untuk membimbing anak-anak agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya. Dalam hal ini, pendidik berperan sebagai pemandu yang memberikan arahan yang bijaksana kepada peserta didik agar mereka dapat mencapai tujuan hidup mereka.

Artinya, pendidikan tidak boleh memaksakan kehendak pendidik kepada peserta didik. Setiap anak memiliki potensi dan bakat yang berbeda, dan tugas pendidik adalah mengenali potensi tersebut, lalu memberikan arahan yang tepat agar potensi itu berkembang. Dengan demikian, tuntunan dalam pendidikan adalah memberikan panduan yang disesuaikan dengan kondisi individu peserta didik, bukan sekadar menyeragamkan mereka.

2. Tuntunan Menuju Kemerdekaan Batin

Ketika Ki Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan sebagai tuntunan, ia juga menekankan pentingnya kebebasan batin bagi peserta didik. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang membebaskan individu dari belenggu kebodohan, ketidakmampuan, dan ketergantungan. Pendidikan seharusnya membantu individu mencapai kemerdekaan batin, di mana mereka dapat berpikir dan bertindak secara mandiri tanpa terikat oleh otoritas yang menindas.

Tuntunan dalam pendidikan harus diarahkan pada pengembangan kemandirian. Peserta didik diajarkan untuk berpikir kritis, mampu mengevaluasi situasi, dan mengambil keputusan berdasarkan penilaian yang matang. Dengan demikian, pendidikan tidak hanya menyiapkan individu untuk menjadi tenaga kerja yang terampil, tetapi juga manusia yang merdeka secara mental dan spiritual.

3. Pendidikan Sebagai Proses Pembentukan Karakter

Selain mengembangkan intelektual, pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara juga harus berperan dalam pembentukan karakter. Tuntunan dalam pendidikan tidak hanya berfokus pada kecerdasan akademik, tetapi juga pada pembentukan moral dan etika. Ki Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan sebagai tuntunan yang berarti pendidikan harus mempersiapkan peserta didik untuk menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur, memiliki tanggung jawab sosial, dan mampu berperan positif dalam masyarakat.

Proses pembentukan karakter ini sangat penting dalam pendidikan, karena pengetahuan tanpa moralitas hanya akan melahirkan individu yang cerdas, tetapi tidak bijaksana. Oleh karena itu, pendidikan harus menanamkan nilai-nilai kebaikan, kejujuran, kesopanan, dan rasa tanggung jawab sejak dini.

Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara: “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan tidak terlepas dari filosofinya yang terkenal, yaitu “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.” Filosofi ini memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana seorang pendidik harus berperan dalam memberikan tuntunan kepada peserta didik.

1. “Ing Ngarsa Sung Tuladha” (Di Depan Memberi Contoh)

Bagian pertama dari filosofi ini mengajarkan bahwa seorang pendidik harus menjadi teladan bagi peserta didiknya. Ketika Ki Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan sebagai tuntunan, artinya pendidik harus memberikan arahan yang benar dengan menjadi contoh yang baik. Seorang pendidik harus menunjukkan perilaku, sikap, dan tindakan yang dapat diteladani oleh siswa. Dengan demikian, siswa tidak hanya belajar dari apa yang diajarkan secara verbal, tetapi juga dari apa yang mereka lihat dan amati dari sosok pendidik mereka.

2. “Ing Madya Mangun Karsa” (Di Tengah Membangun Semangat)

Bagian kedua dari filosofi ini mengajarkan bahwa pendidik harus berada di tengah-tengah peserta didik, membangun semangat dan motivasi mereka. Tuntunan dalam pendidikan tidak berarti memberikan instruksi secara otoriter dari atas, tetapi lebih kepada berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran bersama-sama dengan peserta didik. Pendidik harus mampu menginspirasi dan mendorong siswa untuk belajar dan mengembangkan diri mereka.

Dalam konteks ini, Ki Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan sebagai tuntunan dengan artinya bahwa pendidik tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai fasilitator yang membantu siswa menemukan potensi mereka dan memberikan motivasi untuk terus belajar.

3. “Tut Wuri Handayani” (Dari Belakang Memberi Dorongan)

Bagian terakhir dari filosofi ini adalah konsep bahwa pendidik harus memberikan dukungan dari belakang, memberikan dorongan kepada peserta didik untuk terus maju. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang memberikan ruang bagi peserta didik untuk berkembang secara mandiri. Setelah memberikan arahan yang cukup, pendidik harus memberikan kepercayaan kepada siswa untuk mengeksplorasi pengetahuan dan kemampuan mereka sendiri.

Ki Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan sebagai tuntunan yang artinya memberikan arahan di awal, kemudian membiarkan peserta didik tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi mereka, sambil tetap memberikan dukungan dan dorongan dari belakang.

Relevansi Pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam Pendidikan Modern

Meskipun pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan berkembang pada awal abad ke-20, konsepnya tetap sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi oleh sistem pendidikan modern. Di era globalisasi dan digitalisasi saat ini, di mana informasi begitu mudah diakses, pendidikan tidak lagi hanya berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pengetahuan. Pendidikan harus menjadi alat untuk membentuk karakter, mengembangkan kreativitas, dan membebaskan individu dari kebodohan dan ketergantungan.

1. Pendidikan Berbasis Karakter

Salah satu aspek paling relevan dari pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah penekanan pada pendidikan karakter. Di tengah tantangan sosial dan moral yang dihadapi oleh generasi muda saat ini, pendidikan berbasis karakter menjadi semakin penting. Pendidikan tidak hanya berfungsi untuk mencetak individu yang cerdas, tetapi juga harus membentuk individu yang memiliki integritas, etika, dan rasa tanggung jawab sosial.

Konsep tuntunan dalam pendidikan berarti bahwa pendidik harus memberikan arahan yang tepat kepada siswa dalam hal pembentukan karakter. Ini termasuk mengajarkan nilai-nilai moral, seperti kejujuran, kerja keras, dan rasa hormat terhadap sesama.

2. Pendidikan yang Membebaskan

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan yang membebaskan juga sangat relevan dalam konteks pendidikan modern. Di era digital, di mana akses informasi begitu luas, pendidikan harus membantu peserta didik untuk tidak hanya mengonsumsi informasi, tetapi juga memprosesnya secara kritis. Pendidikan yang membebaskan adalah pendidikan yang memberikan siswa kebebasan untuk berpikir, berinovasi, dan mengambil keputusan sendiri.

Ki Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan sebagai tuntunan yang artinya memberikan bimbingan yang tepat, tetapi juga memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeksplorasi potensi mereka. Di era teknologi seperti sekarang ini, pendekatan ini sangat diperlukan agar siswa mampu menghadapi tantangan dunia yang terus berubah.

3. Peran Guru sebagai Fasilitator

Dalam dunia pendidikan modern, peran guru tidak lagi terbatas pada pemberi materi, tetapi lebih kepada fasilitator yang membantu siswa menemukan jalannya sendiri dalam proses belajar. Filosofi “Tut Wuri Handayani” mengajarkan bahwa pendidik harus berada di belakang, memberikan dorongan kepada siswa untuk maju. Hal ini sangat relevan dengan pendekatan pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran berbasis penemuan yang banyak diterapkan dalam sistem pendidikan modern.

Kesimpulan

Ki Hajar Dewantara memberikan sumbangsih besar terhadap pendidikan Indonesia dengan pemikirannya yang mendalam dan filosofis. Ki Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan sebagai tuntunan dengan artinya bahwa pendidikan adalah proses memberikan arahan yang bijaksana kepada peserta didik agar mereka dapat mengembangkan potensi terbaik mereka. Tuntunan ini harus diarahkan pada pembebasan individu dari kebodohan, ketergantungan, dan kekangan, serta membantu mereka mencapai kemerdekaan batin dan kemandirian.

Filosofi “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani” memberikan pedoman praktis bagi para pendidik dalam menjalankan perannya. Pendidikan harus menjadi proses pemanduan yang bijaksana, di mana pendidik berperan sebagai teladan, motivator, dan fasilitator yang membantu peserta didik mencapai potensi terbaik mereka.

Dalam konteks pendidikan modern, pemikiran Ki Hajar Dewantara tetap relevan. Pendidikan tidak hanya berfungsi untuk mengajarkan pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk karakter, mengembangkan kreativitas, dan membebaskan individu agar mereka dapat berkontribusi secara positif dalam masyarakat. Dengan menerapkan konsep tuntunan dalam pendidikan, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih humanis, inklusif, dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Dapatkan Informasi Tentang Pendidikan Terbaik Di SitusĀ https://eolclassroom-online.com/

Tags:

Share:

Related Post